Kamis, 05 Juli 2012

Tari Panyembrama sebagai Tari Penyambutan di Bali

(Tampak sekelompok penari wanita sedang menari Panyembrama
Sumber gambar:  ngurahpandu4mgg.wordpress.com )
Bali memang terkenal memiliki berbagai macam tarian daerah, namun yang satu ini mungkin tak asing kita dengar. Tari Panyembrama (asal kata sambrama yang berarti sambutan) merupakan tari tradisional bali yang sering ditampilkan dalam menyambut tamu, yang biasanya tamu istimewa. Namun, awalnya Tari Panyembrama merupakan tari pelengkap persembahan sebelum Tari Sanghyang atau Rejang yang dipentaskan dalam upacara di Pura bagi umat Hindu.

Tarian yang diciptakan oleh maestro tari I Nyoman Kaler (alm) pada awal tahun 70an diiringi oleh musik tradisional Gong Kebyar dengan mengenakan pakaian adat bali. Gerakan yang dirancang mulai dari lirik mata, senyum, hentakan kaki, goyangan pinggul, gemulai gerakan tangan hingga lembutnya gerakan jari jemari menandakan sambutan yang hangat dibandingkan tari bali lainnya yang gerakannya lebih dinamis.

Jumat, 15 Juni 2012

Wisata Air Panas Banyuwedang


Sungguh unik, sebuah air panas yang muncul di pantai. Air panas ini berada di bawah air pada waktu air pasang. Untuk mengatasi agar saat air pasang sumber air panas ini tidak bercampur dengan air laut, maka dibangun beton pengaman berbentuk lingkaran yang fungsinya sebagai tanggul. Air panas ini banyak mengandung belerang dengan rata-rata suhu 40 derajat celcius. Karena kandungan belerangnya yang cukup tinggi, air panas ini dipercayai dapat menyembuhkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit.

Di sekitar pantai sumber air panas, terdapat tumbuhan bakau yang dapat mencegah abrasi air laut. Wisatawan yang berkunjung akan disuguhi pemandangan teluk yang indah, disamping mendapatkan kesembuhan penyakit kulit. 

Apakah tulah?

(sumber gambar: www.persakademika.com)
Persoalan budaya merupakan masalah krusial untuk dibicarakan. Semua orang sepatutnya menghormati budaya orang lain apalagi jika berada di sebuah wilayah yang bukan daerah kita. Jika tidak memperhatikan hal ini, maka akan menimbulkan salah pengertian diantara orang-orang di wilayah itu.

Salah satu bentuk kesenjangan jika salah satu pihak tak mengerti tentang budaya kita di Bali. Entah pihak wisatawan yang kurang mengerti, atau pelaku wisata yang membangun sarana wisata yang kurang perduli terhadap lingkungan sendiri.